Cari Blog Ini

Jumat, 26 Agustus 2011

Ditinggalkan dan Digantikan

Kita semua tentu pernah merasa kehilangan, entah kehilangan pacar, anggota keluarga, atau benda yang sangat kita sukai. Apabila kita kehilangan benda yang kita sukai, kita bisa membeli yang baru untuk menggantikan benda kita yang hilang jika kita mau. Tapi coba bayangkan ketika kita kehilangan atau ditinggalkan oleh orang-orang yang kita sayangi dan kita cintai sepenuh hati kita. Sangat sulit untuk melupakannya bukan?? Kita merasa seakan-akan hidup kita sudah berakhir. Sulit memang untuk menemukan penggantinya, bahkan terkadang kita menginginkan agar tidak ada yang menggantikannya di hati kita. Cinta sejati namanya yang seperti itu, yang sangat sulit untuk didapatkan kembali. Namun mungkin bagi sebagian dari kita perasaan sedih itu hanya sesaat dan akan hilang apabila ada seseorang yang baru dan benar-benar menarik hati kita. Lalu di mana perasaan kehilangan karena ditinggalkan itu??? Apakah hilang begitu saja seiring datangnya pengganti di hati kita??? Hanya hati kita yang tau dan hati kita yang mampu menjawabnya.

Keegoisan atau Kewajaran

Ini adalah tulisan pertamaku yang aku postingkan di internet. Cerita ini aku tulis berdasarkan kisah hidupku sendiri. Sebelumnya mohon maaf apabila cerita aku ini berlebihan, tapi ini adalah kenyataan. Aku Ramadhan adalah seorang remaja lelaki berumur 21 tahun yang sebelumnya tidak pernah terlalu memberikan perhatian yang lebih pada pacarku sendiri. Namun semua itu berubah ketika bertemu dengan seorang remaja perempuan berumur 19 tahun bernama Oah (bukan nama sebenarnya). Remaja wanita yang fisiknya mencerminkan wanita indonesia pada umumnya. Banyak lelaki yang menyukainya, tapi hanya aku yang bisa merebut hatinya. Sejak saat itu aku mulai memiliki sifat yang lain terhadap hubunganku dengannya. Aku sangat menyayanginya dan benar-benar mencintainya, atau dengan kata lain aku cinta mati dan tak bisa hidup tanpanya. Hal tersebut mungkin terdengar berlebihan namun hal itu merupakan hal yang sebenarnya dan sangat serius. Aku tak pernah begitu habis-habisan mempertahankan dirinya hanya agar tetap bersamaku bahkan aku rela mati karenanya hanya untuk menunjukkan bahwa aku sangat menyayanginya dan mencintainya. Pertengkaran kami dimulai dari sebuah ketidaksengajaan yang aku perbuat dan juga karena dia selalu mengingat masa laluku yang buruk. Sungguh sebenarnya aku sudah jauh berubah menjadi lebih baik sebelum aku mengenal dirinya. Saat aku menulis cerita ini, dia baru saja memutuskan hubungan ini karena kesalahan yang tidak aku sengaja dan tidak aku ketahui bahwa itu salah. Dan kini aku hanya bisa berdoa kepada Sang Pemilik hatinya agar aku dan dia bisa bersatu kembali.